top of page
Writer's pictureGabriela Anastasia

Kembali Merantau ke Jakarta & Melawan Anxiety Naik Pesawat





Hello Creations!


Di artikel kali ini saya ingin sharing sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan dalam sejarah hidup saya. Kali ini sesuai judulnya "Kembali Merantau ke Jakarta & Melawan Anxiety Naik Pesawat"


yuppss!! udah bisa ditebak lah yah isinya seperti apa.


Di artikel-artikel sebelumnya saya sudah pernah sharing tentang penyakit GERD yang sudah menjadi teman sepenanggungan dalam hidup saya 😊 sejak tahun 2017. Kalian bisa baca-baca di artikel yang ini yah...


Sebelum tahun 2017, saya adalah orang yang sangat senang naik pesawat. Bagi saya naik pesawat itu tempat ternyaman karena saya bisa punya waktu me time. Tapi semua berubah semenjak saya terdiagnosa GERD. Beberapa kali saya naik pesawat dengan penuh ketakutan yang sulit saya kendalikan.


Nah, Tahun 2023 ini, setelah moment pandemi udah lewat, banyak banget kantor yang tadinya WFH (Working from Home) sudah kembali WFO (Working from Office). Saya pun adalah salah satu korban kebijakan kantor yang sejujurnya membuat saya kesal dengan beberapa pertimbangan berikut


  1. Saya harus meninggalkan keluarga.

  2. Saya harus meninggalkan patner.

  3. Saya harus mengorbankan uang pribadi untuk beli tiket pesawat Manado-Jakarta yang tidak murah.

  4. Saya harus naik pesawat!!


Oke mungkin untuk poin 1 - 3 itu cukup membuat beberapa orang mengangguk lah yah..

Tapi untuk poin ke 4 banyak yang bingung dan bilang,


"ada apa dengan naik pesawat sih?"


"bukannya pesawat itu, transportasi paling aman?"


There were so many people said this kind of things to me.

Tapi saya udah cukup hatam dengan omongan orang yang kurang empati seperti ini, ya karena mereka ga ngerasain apa yang saya rasain.


Anxiety naik pesawat sudah saya alami sejak tahun 2018. Saya sudah mencoba beberapa tips & trick yang ada di Google, tapi ternyata ga semua works untuk saya.


Ini adalah beberapa yang ternyata ga works buat Saya..


• Pernapasan diafragma

• Membawa barang-barang untuk distraksi (baca buku, main game, dengerin lagu menenangkan)

• Mencoba berpikir positif


Well..well akhirnya saya mencoba beberapa hal yang works untuk saya termasuk pergi ke dokter.





H-8 Janjian ke Dokter


Jadi memang karena dadakan banget saya H-8 baru ke bisa dokter waktu itu. Saya cerita semua gejala dan kondisi kesehatan saya dan waktu itu dokter meresepkan 2 jenis obat anti depresan untuk saya minum seminggu sebelum berangkat.


Untuk teman-teman yang lagi ada di Manado bisa ke RS Siloam untuk konsultasi

dengan dr. Ireine Suantika C Roosdy, SpKJ, beliau adalah dokter yang saya kunjungi saat itu.



D-Day Berangkat ke Jakarta


Finally ini adalah salah satu hari paling menegangkan karena setelah kurang lebih 3 tahun udah ga pernah naik pesawat. Saya kali ini merasa aman karena ada partner saya yang berangkat bareng dan udah diresepin obat dari dokter.


Saat itu cuaca di Manado sangat cerah. Saya mendapat jadwal keberangkatan jam 7an pagi menggunakan maskapai Garuda Indonesia.


Setelah checkin bagasi dan farewell dengan keluarga, saya dan partner naik ke atas untuk menunggu boarding di lantai 2 bandara.





Untuk membantu menenangkan diri, saya mencoba menyibukan diri dengan merekam video Vlog yang sudah saya upload di Youtube.



Didalam Pesawat Berangkat ke Jakarta


Di dalam pesawat, saya dan partner mendapatkan tempat duduk yang sangat nyaman, yaitu di bagian paling depan kelas ekonomi. Saya memang udah checkin online terlebih dahulu beberapa minggu sebelumnya dan memilih kursi tersebut.






Ketika moment takeoff saya merasa cukup santai, mungkin karena hari itu Puji Tuhannya semua terlihat baik-baik saja mulai dari cuaca yang sangat bagus, jam penerbangan yang sesuai, tempat duduk yang nyaman, pelayanan yang baik dari maskapai, dan efek obat yang manjur.



Apa yang saya lakukan selama 3 jam perjalanan?


Melihat keluar jendela sambil nonton drakor yang sudah saya download di Netflix.


Saya adalah tipe window seat person, ada sedikit rasa tenang ketika melihat cuaca cerah diluar jendela, jadi meskipun turbulence saya dapat meyakinkan diri bahwa segala sesuatu sedang baik-baik saja.







Saya sangat bersyukur, selama perjalanan kali ini saya tidak merasakan sensasi panik atau anxiety yang sering saya rasakan seperti,

  • Badan terasa kebas

  • Adanya sensasi akan mati

  • Sesak napas

  • Gelisah

  • Lambung tidak enak

  • Vertigo



Akhirnya setelah hampir 3 jam pesawat mulai mendekati Jakarta.


Tau darimana?


Dari polusi!




Kalau dulu begitu deket Jakarta awannya berubah jadi cokelat, kalau sekarang abu-abu.




Tiba di Jakarta

Puji Tuhan setelah 3 jam 15 menit kami landing di Jakarta dengan selamat.

Seperti biasa, Jakarta tidak menyambut kami dengan udara yang baik karena sangat berkabut tapi saya tetap sangat bersyukur karena sudah melewati perjalanan tanpa Anxiety kali ini.









Tips naik Pesawat untuk para Anxiety & Panic Disorder


Berdasarkan pengalaman saya, kali ini ada beberapa hal yang sudah saya persiapkan sebelum berangkat:


1. Berdoa


Ini adalah fondasi yang paling penting, saya selalu berdoa untuk minta Damai Sejahtera dari Tuhan sebelum keberangkatan dan pada saat keberangkatan.


Berikut beberapa point yang saya selalu doakan

  • Cuaca yang terbaik

  • Kondisi pesawat yang berfungsi secara normal

  • Awak kabin & pilot yang sehat serta skill terbaik.

  • Penumpang yang sehat dan dalam keadaan baik



2. Siapkan barang yang membuat kita senang dan tenang


Seperti yang sudah saya ceritakan di bagian atas, setiap tips dari internet seperti mendengarkan musik, baca buku, main game itu bukanlah hal yang bisa membuat saya tenang dan senang di pesawat.


Berikut adalah barang-barang yang membuat saya senang dan tenang yang sudah saya persiapkan untuk dibawa ke pesawat sebelum keberangkatan:



  • Young Living Essential Oil. Ada beberapa YL essential oil yang bisa membantu saya untuk tenang di pesawat dan jadi enjoy, seperti Stress Away, Lavender, Eucalyptus Globulus, Digize. Tidak harus banyak, minimal saya punya 2 yang ada di pouch agar bisa saya hirup-hirup selama perjalanan.

  • Makanan/masakan kesukaan yang sehat dan tidak mengganggu GERD saya yang pasti.

  • Minuman herbal hangat. Biasanya saya membuat ramuan rebusan yang menenangkan lambung dan seluruh saraf-saraf saya.

  • Air Putih hangat. Kalau ini kita bisa minta ke pramugari untuk maskapai-maskapai tertentu, tapi kalau saya, sudah saya siapin di tumbler.

  • Film ringan seperti romcom drama, Ghibli movie, variety show yang bisa sedikit ngasih distraksi selama di perjalanan. Kalau saya biasanya udah saya download di Netflix mobile dan Youtube premium.

  • Alkitab & Jurnal. Biasanya ini selalu saya siapkan, karena kadang ketika kepala lagi penuh dengan pikiran negatif, saya langsung baca Alkitab dan menulis pesan-pesan positif yang saya pelajari dari Alkitab.




3. Cari teman untuk berangkat bareng


Ini mungkin memang agak sulit, tapi saya memang selalu mencari teman untuk bisa bareng-bareng berangkat biar saya bisa ngobrol dan menghabiskan waktu. Apabila tidak ada, saya akan mengerjakan yang point 1, 2 serta point 4 saja.




4. Pergi ke dokter (Psikiater) untuk konsultasi dan diresepkan obat


Ini adalah langkah terakhir dalam persiapan saya kalau memang saya merasa masih perlu. Saya akan konsultasi dulu dengan dokter apakah saya memerlukan obat atau tidak. Bila memang diperlukan tentu dokter akan meresepkan obat yang sesuai dengan arahan yang tepat juga.


Tolong jangan pernah membeli obat atas dasar diagnosa sendiri dan Google yah!!

Kunjungi dokter dan mintalah saran untuk masalah kesehatan mental kita..



Yang mau liat perjalanan saya di pesawat bisa nonton VLOG saya ini yah





Sekian artikel saya kali ini tentang pengalaman Kembali Merantau ke Jakarta & Melawan Anxiety Naik Pesawat. Semoga tulisan saya bisa membantu yah.. Saya pun masih dalam proses untuk memulihkan Anxiety saya, tapi sejauh ini, inilah yang biasanya saya lakukan.



So, this is my story.

See you in my next story... 🫶🫶




114 views0 comments

Comments


Comments

Compartilhe sua opiniãoSeja o primeiro a escrever um comentário.
bottom of page