top of page
Writer's pictureGabriela Anastasia

Backpacker ke Sumba, Hari Terakhir di Sumba Barat (Part 2)


"Uncertainty is the art of adventure" - Gabysboard




Hello Creations!


Setelah petualangan 2 hari sebelumnya di cerita saya Explore Sumba Barat (Part 1), kami masih akan melanjutkan petualangan Backpacker ke Sumba Hari Terakhir di Sumba Barat (Part 2).



Hari ke 3

Seperti biasa kami bangun pagi dan bersiap-siap untuk checkout. Namun sebelumnya kami sarapan pagi terlebih dahulu dan memesan beberapa makanan untuk bekal sepanjang hari.


Pantai Weekuri, Sumba Barat

Setelah kami checkout dari hotel, kami langsung menuju ke pantai yang biasa disebut Pantai/Danau Weekuri.







Danau Weekuri sesungguhnya adalah lautan yang terperangkap oleh karang-karang yang menjadikannya terlihat seperti danau. Warna dari danau ini begitu unik. Sepintas saya akan menyebutnya Permata Biru (Blue Gem) oleh karena warna turquoisenya yang jernih.



Tempat wisata ini sudah dikelola oleh pemerintah. Jadi tidak ada lagi pemalakan biaya masuk seperti beberapa tempat wisata sebelumnya. Biaya masuknya sangat masuk di akal dan di kantong tentunya.


Kami menghabiskan banyak waktu yang cukup lama di tempat ini. Mulai dari berjalan-jalan mengelilingi pinggiran bebatuannya dan juga berenang. Agar kami bisa berenang, kami menunggu para wisatawan lainnya untuk keluar dari air terlebih dahulu, agar kami bisa leluasa.






Setelah kami berenang, kami menghabiskan waktu untuk ngobrol dan menikmati minuman kelapa muda sebelum kami melanjutkan petualangan ke pantai selanjutnya.



Pantai Mandorak, Sumba Barat



Pantai Mandorak ini terletak tidak jauh dari pantai Weekuri, perjalanannya kurang lebih hanya 5 menit saja. Bisa dibilang pantai tetanggaan lah mereka yah...


Kami mendapat informasi bahwa pantai ini merupakan pantai milik pribadi yang dibuka untuk umum.


Ketika kami tiba di pantai ini, pengunjungnya sangat sedikit pada saat itu. Bahkan hampir beberapa jam hanya kami yang berfoto dan menikmati pantai itu. Serasa milik pribadi banget sih.




Namun sayangnya saat itu ombaknya lumayan besar, jadi niat kami untuk berenang pun tidak dapat terealisasi.





Setelah bermain di pantai berpasirnya, kami mencoba untuk pergi ke bagian atas yang ada bebatuan karangnya.



Sebelum menuju ke penginapan, kami mampir untuk makan di salah satu rumah makan di pinggir jalan yang menjual menu Non-halal khas Sumba.






Oro Beach, Sumba Barat




Setelah menghabiskan banyak waktu di 2 pantai tetanggaan sebelumnya, waktunya kami beristirahat menghabiskan malam terakhir di Sumba Barat.

Kami telah memesan kamar di salah satu tempat penginapan pinggir pantai yaitu Oro Beach Houses B&B.


Perjalanan untuk mencari lokasi penginapan ini cukup sulit. Namun setelah kami tiba di tempatnya, rasanya seperti menemukan harta karun.




Pantainya begitu luas dan tidak ada manusia sama sekali. Kami begitu kegirangan dengan tempat itu.










Mungkin untuk wisatawan dengan tujuan untuk menikmati pelayanan hotel yang mewah, tidak disarankan untuk menginap di tempat itu. Namun untuk para backpacker dengan budget yang minum serta ingin tinggal di tempat tersembunyi tanpa gangguan dan memiliki fasilitas yang baik dengan pelayanan yang tulus seperti keluarga. Oro Beach Houses bisa jadi pilihannya.




Tempat ini buat saya pribadi adalah tempat penginapan yang sustainable, karena banyak material daur ulang yang dipergunakan, serta tidak banyak merusak atau mengubah kontur alam dari lokasi tersebut.




Makanan yang disediakan juga menggunakan bahan makanan yang tersedia sesuai musim, jadi tidak memaksakan untuk import makanan dari luar daerah hanya untuk keperluan lidah pelanggannya.





Hari ke 4

Pada pagi hari kami mencoba untuk jalan-jalan di pantai yang sepi sambil menikmati sunrise.










Sebelum kami checkout, kami menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu dengan makanan seadanya namun enak.




Setelah checkout dan menunggu bapak supir, kami langsung melakukan perjalanan menuju ke Sumba Timur. Umumnya, perjalanan dari Sumba Barat ke Sumba Timur memakan waktu kurang lebih 4 - 5 jam. Namun kami menghabiskan waktu kurang lebih 8 jam karena harus mengunjungi beberapa tempat menarik tak terlupakan di Sumba.


Sepanjang perjalanan ke Sumba Timur, kami disuguhkan dengan pemandangan indah tiada bandingannya. Begitu banyak padang rumput hijau yang terhampar, juga sesekali melewati hamparan sawah.



Waikelo Sawah, Sumba Barat



Awalnya kami ingin menikmati air terjun yang ada di tengah sawah yang bernama air terjun Weekacura. Namun pada saat itu, di daerah itu airnya sedang tidak jernih dan hamparan sawahnya tidak sepenuhnya hijau. Oleh karena itu kami hanya mengunjungi bendungan Waikelo Sawah hanya sebentar, karena tempat ini tidak begitu menarik dan begitu banyak masyarakat lokal yang sedang mencuci pakaian.








Bukit Wairinding, Sumba Timur






Setelah meninggalkan daerah Sumba Barat, akhirnya kami tiba di tempat yang begitu terkenal di Sumba Timur. Yaitu bukit yang membuat semua orang merinding tidak lain adalah Bukit Wairinding.




Tempat ini begitu menganggumkan! Kami begitu beruntung karena ketika tiba ditempat ini, belum banyak wisatawan yang datang sehingga kami leluasa dalam mengambil gambar dan merekam video lewat drone.










Namun sangat disayangkan karena kami tidak dapat menikmati sunset karena saat itu matahari tertutup dengan awan.



Akhirnya, kami pun tiba di Kota Waingapu, Sumba Timur. Kami mampir ke sebuah tempat makan Se'i Babi yang direkomendasikan oleh bapak supir kami untuk makan malam.


Selesai makan malam, kami menuju ke hotel yang akan kami tempati dua hari kedepan yaitu Hotel Padadita Beach Hotel.


Demikianlah petualangan kami untuk hari ke 3 dan 4 petualangan Backpacker ke Sumba Hari Terakhir di Sumba Barat (Part 2). Kami sudah mulai terbiasa dengan ritme tanpa sinyal dan perbedaan budaya yang ada di Sumba, dan kami menyukainya.



Photos taken by my phone & @katiehandkats

314 views0 comments

Comments


Comments

Share Your ThoughtsBe the first to write a comment.
bottom of page